Minggu, 17 April 2011

Mengalah

Minggu : 17 April 2011
Bacaan : Matius 27:11-45
Nats : Matius 27:12


"Tetapi atas tuduhan yang diajukan imam-imam kepala dan tua-tua terhadap Dia, Ia tidak  memberi jawab apapun"

Kata "mengalah" yang artinya dengan suka rela menempatkan diri di pihak yang kalah dan menerima dibuat kalah-kalahan, agaknya tidak hanya berasal dari akar kata "kalah", tetapi juga "Allah". Buktinya, pengertian "mengalah" yang sebenar-benarnya dicerminkan oleh Tuhan Yesus sebagai Allah menjelang penyaliban-Nya. Ia rela diperlakukan sebagai kalah-kalahan tanpa menunjukkan perlawanan sedikitpun. Sehingga setiap orang yang meniru tindakan Tuhan Yesus itu disebut mengalah atau bertindak seperti Allah.

Mengapa Tuhan Yesus mengalah? Ini pertanyaan yang sulit dijawab. Tetapi secara sederhana dapat dikatakan bahwa Tuhan Yesus mengalah karena hendak menyatakan jati diri-Nya sebagai Allah. Jati diri itu antara lain: sikap-Nya yang teguh berpegang pada visi penyelamatan, anti kekerasan, dan rela berkorban. Bagi Tuhan Yesus, apapun harus dikesampingkan dan yang diutamakan adalah visi penyelamatan. Tidak peduli Ia harus menderita atau mati sekalipun, asalkan dunia diselamatkan.

Apakah orang Kristen juga harus mengalah? Tentu. Sebab orang Kristen adalah pengikut Kristus. Apapun yang dilakukan oleh Kristus, itu jugalah yang dilakukan dan ke manapun Kristus pergi, ke sana jugalah orang Kristen mengarahkan langkahnya. Memang tidak mudah. Godaan terberat adalah ke-aku-an dan harga diri. Sepanjang kita masih mengedepankan "aku", mustahil rasanya mampu menghadapi segala persoalan dengan sikap mengalah. Hanya apabila kita sudah menenggelamkan "aku" dan menggantikannya dengan ketundukan pada Kristus maka kita dimampukan untuk mengalah. Niscaya, lambat-laun kita dapat menjadi seperi Kristus.