Senin, 27 Juni 2011

Misi Kemanusiaan yang Ditantang

Minggu : 26 Juni 2011
Bacaan : Matius 8:28-34
Nats : Matius 8:28


"Setibanya di seberang, yaitu di daerah orang Gadara, datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan menemui Yesus. Mereka sangat berbahaya, sehingga tidak seorang pun yang berani melalui jalan itu."

Adalah pendapat baru, belakangan ini. Yaitu, bahwa tantangan hidup janganlah dipandang secara negatif, sehingga mengendorkan perjuangan. Melainkan tantangan dipandang sebagai kesempatan baik untuk maju, untuk berjuang lebih gigih dan meraih keberhasilan. Pendapat seperti itu menarik dan positif.

Tuhan Yesus membawa misi kemanusiaan. Itu tindakan terpuji. Manusia tak berdaya diselamatkan-Nya. Laksana seorang pekerja sosial, Tuhan Yesus berprihatin dan berupaya terus menerus mengentaskan manusia dari penderitaan-terpaksanya. Orang kerasukan setan ditolong, diselamatkan jiwanya dari telikungan kuasa jahat. Misi kemanusiaan Tuhan Yesus nampak di sana. Tidak boleh manusia dipaksa hidup hanya menuruti pihak lain tanpa pilihan lain yang lebih baik. Artinya, manusian harus dibebaskan. Manusia pada dasarnya dilahirkan bebas. Atau, kalau manusia dilahirkan tidak bebas, maka Mesias datang ke dunia untuk membebaskan mereka.

Tetapi, misi kemanusiaan ditantang atau dihadang dengan pengusiran. Orang-orang yang merasa terusik kemapanannya, kekayaannya, mengusir Tuhan Yesus. Babi-babi adalah kekayaan mereka. Lebih penting babi ketimbang nyawa manusia. Itulah pikiran mereka. Pikiran itu berseberangan langsung dengan Tuhan Yesus. Bagi Tuhan Yesus, satu nyawa manusia jauh lebih penting ketimbang sekawanan babi. Kalau harus memilih, nyawa manusia lebih dipilih, lebih utama, ketimbang babi. Sikap pro-kemanusiaan Tuhan Yesus mendatangkan antipati orang-orang kaya yang mapan dengan kekayaan. Tuhan Yesus diusir dari Gadara.

Kendati ditantang, namun kesempatan menyelamatkan satu jiwa manusia saja sudah merupakan prestasi besar.